10 ORANG YANG MERUBAH DUNIA

Berikut ini ringkasan kisah kesepuluh pria yang mengubah dunia.
1. Muhammad

Foto: hdwallpapersbest.com
Foto: hdwallpapersbest.com
Muhammad lahir pada tahun 570 (menurut beberapa sumber 571) di Makkah. Muhammad yatim piatu sejak kecil. Muhammad dibesarkan oleh kakek dan pamannya. Karena sejak kecil harus bekerja menggembalakan ternak dan membantu pamannya berdagang, Muhammad tidak bisa membaca dan menulis. Di usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan seorang janda kaya yang juga mengajaknya berdagang.
Pada tahun 610, Muhammad menerima wahyu yang menganjurkan untuk menyebarkan pesan-pesan Allah yang nantinya dinyatakan sebagai agama baru (Islam). Muhammad gigih memerangi tahayul dan
penyembahan terhadap berhala, yang menyebabkan tercemarnya agama-agama Samawi yang sudah ada sebelum Islam. Muhammad mengajarkan kepada semua orang untuk hidup berdasarkan moral yang teguh yang semata-mata didasarkan atas iman kepada Allah dengan menjalankan sholat lima waktu, berpuasa, dan menyisihkan sebagian harta untuk fakir miskin.
Muhammad hanyalah menyampaikan pesan, sehingga tidak ada kata-katanya sendiri. Pesan-pesan tersebut termuat dalam Al Qur’an. Muhammad adalah nabi yang terakhir, karena sesudahnya tidak akan ada nabi lagi di akhir zaman. Muhammad mengakui semua nabi yang dikenal oleh umat agama-agama Samawi sebagai para pendahulunya.
Dari Madinah Muhammad menggalang kekuatan dan akhirnya berhasil menguasai kembali kota Makkah dinyatakan sebagai kota suci bagi umat Islam.
Ketika Nabi Muhammad wafat pada tahun 632, Islam sudah menyebar ke kawasan tengah dan selatan Jazirah Arab.
“Allah tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan”.
2. Napoleon Bonaparte

Foto: pijamasurf.com
Foto: pijamasurf.com
Napoleon Bonaparte lahir pada 15 Agustus 1769 di Pulau Corsica dari keturunan Italia. Napoleon Bonaparte menjadi perwira militer pada tahun 1785 dan terus menapaki kariier militer yang cemerlang.
Pada tahun 1796 ia menikahi Josephine de Beauharnais yang kemudian diceraikannya. Kemudian ia menikahi Marie Louise, putri Kaisar Austria. Ia menjadi Konsultan pertama Prancis pada tahun 1799, lalu Kaisar Prancis lima tahun kemudian.
Di bawah pemerintahannya, Prancis menjadi negara adidaya di Eropa. Ia mundur dari kekuasaannya dua kali. Pertama pada tahun 1814 ketika Prancis jatuh ke tangan musuh. Hal ini ditandai dengan pidatonya perpisahan pasukan pengawal. Mundur yang kedua pada tahun 1815.
Napoleon Bonaparte wafat di tempat pembuangan, di dalam tawanan Inggris pada 5 Mei 1821.
“Aku akan pergi, namun kalian semua, sahabat-sahabatku, teruslah melayani Prancis. Kesejahteraan bangsa ini merupakan satu-satunya hal yang kupikirkan”.
3. Kaisar Hirohito

Foto: sites.duke.edu
Foto: sites.duke.edu
Hirohito lahir pada 29 April 1901 di Tokyo. Nama kekaisaran yang dipilih untuk Hirohito adalah Showa (kedamaian yang terang). Ia secara pribadi sesungguhnya sangat berkeinginan menghindari perang, namun ketika Jepang terlibat dalam Perang Dunia Kedua, ia menolak meninggalkan ibukota untuk menyelamatkan diri.
Ia mengatakan ingin merasakan hal yang sama dengan yang dialami rakyatnya. Penyerahan diri Jepang merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Sebagai monarki yang bertahta paling lama dalam sejarah modern, Hirohito menyaksikan sendiri transformasi singgasana Jepang, dari sesuatu yang sakral menjadi institusi simbolik.
Setelah pernyataannya yang menerima Konferensi Postdam disiarkan, sebuah konstitusi baru segera disusun di bawah pemerintahan pendudukan Amerika. Dalam konstitusi baru, kekuasaan Kaisar sama sekali dihapuskan. Hirohito dibiarkan mempertahankan tahtanya, namun pada tahun 1946 ia menyiarkan sendiri keyakinannya bahwa ia bukan dewa. Sedikit demi sedikita keluarga monarki Jepang berusaha mendekatkan diri pada rakyatnya.
Kaisar Hirohito wafat pada 7 Januari 1989 di Tokyo.
“Musuh telah mulai menggunakan bom baru yang paling kejam”.
4. Jawaharlal Nehru

Foto: topnews.in
Foto: topnews.in
Jawaharlal Nehru lahir pada 14 November 1889 di Allahabad, India. Sebagai putra pengacara kaya, masa kecil Nehru penuh dengan kemewahan. Bahasa pertama di keluarganya adalah Inggris, dan ia juga mendapat pendidikan di Inggris.
Sebagai sahabat dekat Gandhi, ia mau menerima hampir semua prinsip Gandhi, kecuali prinsip hidup sederhana. Nehru sendiri berkeinginan membangun India modern, dengan memadukan aspek-aspek terbaik dari tradisi India dan Inggris, serta membawa India ke pentas internasional.
Nehru sangat populer di India. Ia menjabat sebagai perdana menteri selama 17 tahun. Ia bertekad membawa negaranya ke era modern ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia adalah pemimpin pertama yang memikirkan India dalam konteks dunia. Di dalam negeri, ia berusaha membangkitkan kesadaran tentang perlunya perhatian sosial bagi kaum miskin dan penghargaan bagi demokrasi. Ia menulis banyak buku, termasuk otobiografinya yang berjudul Towards Freedom.
Nehru wafat pada 27 Mei 1964 akibat serangan jantung.
“Kemerdekaan dan kekuasaan menuntut tanggung jawab”.
5. Nelson Mandela

Foto: consortiumnews.com
Foto: consortiumnews.com
Nelson Mandela lahir pada 18 juli 1918 di Umtata, Transkei. Mandela mulai berpolitik sejak ia menjalani awal kariernya sebagai pengacara. Ia menjadi aktivis partai politik yang dilarang pemerinyah apartheid Afrika Selatan, yakni Konggres Nasional Afrika (ANC).
Pada tahun 1964 ia dihukum penjara seumur hidup karena didakwa menghasut revolusi yang penuh dengan kekerasan. Mandela justru kemudian menjadi simbol perjuangan anti-apartheid dan anti-rasis, bukan hanya di Afrika Selatan saja, namun juga di seluruh dunia.
Pada tahun 1994, empat tahun setelah ia dibebaskan dari penjara, ANC memenangkan pemilu Afrika Selatan dan Mandela menjadi presiden.
“Sayalah si terdakwa pertama” adalah kalimat pembuka pidato pembelaannya yang panjang di pengadilan. “Bebas, akhirnya” adalah pidato resmi pertamanya dalam peran politiknya yang baru.
6. John F. Kennedy

Foto: images.businessweek.com
Foto: images.businessweek.com
Kennedy lahir pada 29 Mei 1917 di Boston. Selain sosok glamor, Kennedy juga merupakan pahlawan Perang Dunia Kedua. Ia juga pernah memenangkan hadiah Pulitzer atas biografinya yang berjudul Profiles in Courage (Profil Keberanian) pada tahun 1957.
Ia menjadi senator Amerika Serikat di usia 25 tahun, dan kurang dari 20 tahun kemudian, ia menjadi presiden termuda sepanjang sejarah Amerika.
Setelah resmi sebagai presiden, Kennedy segera membentuk kabinet yang kebanyakan terdiri dari orang-orang muda yang cakap, termasuk sejumlah tokoh Partai republik. Ia juga mengangkat adinya Robert (Bob) sebagai jaksa agung, meski Bob masih berusia 35 tahun.
Kennedy tewas`ditembak di Dallas ketika memulai kampanye untuk terpilih kembali sebagai presiden dalam pemilu 1964. Saat itu kemampuan Kennedy sudah diakui berkat keberhasilannya mengendalikan Krisis Peluru Kendali Kuba pada Oktober 1962. Ia juga menandatangi pakta pelarangan uji senjata nuklir bersama Rusia pada tahun 1963.
“Jangan tanya apa yang bisa dilakukan negaramu untukmu; tanyalah apa yang bisa kau lakukan untuk negaramu”.
7. Martin Luther king, Jr.

Foto: collider.com
Foto: collider.com
King lahir pada 15 April 1929 di Atlanta, Georgia. King adalah siswa dan ahli teologi akademis yang cemerlang. Ia dilantik sebagai pendeta babtis pada usia 19 tahun, dan meraih gelar doktor di bidang teologi sistemik dari Universitas Boston pada tahun 1955. Ia memenagkan hadiah Nobel Perdamaian pada 14 Oktober 1964.
King adalah figur utama dalam perjuangan hak-hak sipil Amerika. Pidato “Saya punya impian” disampaikannnya dalam sebuah unjuk rasa menuntut hak-hak sipil di Washington DC pada tahun 1963. Sedangkan pidato “Saya telah melihat tanah yang dijanjikan” merupakan pidato terakhir King.
King meninggal karena dibunuh pada 4 April 1968 di Memphis, Tennessee. Atas jasa-jasanya hari lahirnya menjadi hari libur nasional (Martin Luther King Day) dan dirayakan setiap tahunnya di Amerika Serikat.
8. Franklin Delano Roosevelt

Foto: history.com
Foto: history.com
Franklin D. Roosevelt lahir 30 Januari 1882 di New York. Ia adalah orang pertama sekaligus satu-satunya yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat sampai empat kali masa jabatan secara berturut-turut. Ia terpilih dalam pemilu kepresidenan tahun 1932, 1936, 1940, dan 1944.
Dalam pidato pelantikannnya yang pertama, Roosevelt mengumumkan kebijakan-kebijakan baru demi pemulihan kembali ekonomi AS pasca-depresi. Ia berhasil memperbaiki kondisi perekonomian Amerika yang nyaris lumpuh akibat Depresi Besar.
Setelah perekonomian negaranya membaik, barulah Roosevelt mengalihkan perhatiannya pada perang dahsyat yang tengah berkecamuk di Eropa. Pada awalnya ia tetap ingin menjauhkan Amerika dari konflik tersebut, namun ia kemudian membantu memberikan persenjataan kepada Inggris dan Uni Soviet untuk melawan Hitler.
Pada Agustus 1941 ia menandatangani Piagam Atlantik yang mengutuk Nazi. Roosevelt memutuskan Amerika terjun ke kancah perang setelah Jepang yang menjadi sekutu Jerman menyerang Pangkalan Angkatan Laut Asdi Pearl Harbour.
Dalam pidatonya di Kongres untuk meminta Kongres menyatakan perang. Sehari sesudahnya ia memimpin AS ke medan Perang Dunia Kedua dan memenangkan perang.
Roosevelt wafat pada 12 April 1945 di Warm Spring, Georgia.
“Bangsa yang tidak punya visi akan musnah”.
9. Bung Karno

Foto: tempo.co
Foto: tempo.co
Ir Soekarno atau yang akbar disapa Bung Karno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901. Selain sebagai Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia (18 Agustus 1945 – 12 Maret 1967), Bung Karno mempunyai kemahiran dalam berpidato.
Kemampuan pidatonya di khalayak umum mulai ia perlihatkan ketika menyampaikan pembelaannya yang berjudul “Indonesia Menggugat” di depan Pengadilan Pemerintah Hindia Belanda di Bandung pada akhir Desember 1931. Keahlian Bung Karno dipertegas ketika ia berpidato tanpa teks yang menyampaikan pemikirannya tentang dasar-dasar negara merdeka Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945, momen tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.
Pidato merupakan salah satu alat perjuangan utama Bung Karno dalam memerdekakan Indonesia. Lewat kecakapan orasi pula Bung Karno menginternasionalkan Indonesia seperti yang ia perlihatkan dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika pada 18 April 1955, yang menjadi awal terbentuknya Gerakan Non-Blok. Puncaknya ketika Bung Karno membacakan pidatonya berjudul To Build the World A New di depan Sidang Majelis Umum XV Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York pada 30 September 1960.
Bung Karno meninggal di Jakarta tanggal 21 Juni 1970.
“Kemerdekaan hanyalah diperdebatkan dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad merdeka-merdeka atau mati!”
“Sekarang kita bebas, berdaulat dan merdeka”.
“Perjuangan kami belum selesai”.
10. Jenderal Sudirman

Foto: tempo.co
Foto: tempo.co
Jenderal Sudirman lahir di desa Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916. Pada awalnya ia adalah seorang guru. Ketika Jepang masuk ke Indonesia, Sudirman bergabung ke dalam Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Meskipun awalnya Sudirman tidak terlihat menonjol, secara perlahan sosok Sudirman mulai diakui.
Pembawaannya yang kalem dan tidak ambisius menjadikannya sebagai figur alternatif ketika para panglima militer daerah tidak kunjung berhasil memilih seorang panglima tertinggi. Meskipun masih berusia muda (29 tahun) dan memiliki kesehatan fisik yang lemah akibat radang paru-paru, Sudirman membuktikan dirinya layak memegang tampuk kepemimpinan militer, bahkan memegang sebutan sebagai “Bapak Tentara Indonesia”.
Sebutan “Pak/Bapak” tetap melekat, mengisyaratkan wibawanya yang luar biasa. Sudirman sebenarnya tidak dikenal sebagai ahli pidato. Ia lebih dikenal sebagai sosok pendiam dan hemat bicara. Namun, beberapa penggalan katanya yang langka itu justru senantiasa dikenang.
Jenderal Sudirman wafat di Magelang pada 29 Januari 1950.
“Kami sanggup mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan sampai titik darah yang penghabisan”.
———————————————————

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menampilkan Gambar/Video Google Meet HP OPPO A37

Perkembangan senjata api

Menghubungkan 3 Router di Cisco Packet Tracer