Soal Vektor dan Peluang

1.VEKTOR

Pengertian vektor 

Pada garis berarah dari titik A ke titik B di R 3 mempunyai panjang tertentu dinyatakan sebagai vektor. Vektor dapat dinotasikan dengan : 

Atau dapat juga dinyatakan sebagai : 

Dimana   adalah vektor satuan. 




  • Panjang Vektor 


Jika titik A (x1,y1,z1dan B (x2,y2,z2) maka vektor AB adalah : 
  
  
  

  


  • Vektor Satuan 
Vektor satuan adalah adalah vektor yang panjangnya satu satuan. Jika vektor   maka vektor satuan dari a adalah: 
  


  • Operasi Penjumlahan, Pengurangan dan Perkalian Vektor dangan Skalar 


a. Penjumlahan atau pengurangan vektor 

  

Contoh : 

Diketahui vektor   Nilai   
Jawab : 

  

  

b. Perkalian Skalar dengan vektor 
  



  • Rumus Perbandingan, Perkalian Skalar Proyeksi dan Perkalian Silang Vektor 


a. Perkalian Skalar 
  
b. Cross Product 

  
  
  
  
  
  
  
  
d. Rumus Pembagian 

  
  
Contoh : 
Diketahui titik A (-4, 1, 3 ), B (6, -4, 3) dan C (4, 5, -1) Titik R membagi AB sehingga 2AR = 3RB, vektor yang mewakili   adalah : 
Jawab : 
  



Soal vektor
  1. Dua buah vektor A dan B mengapit sudut 120o. Resultan kedua vektor adalah 20√3 N. Jika resultan tersebut membentuk sudut 30o terhadap vektor A, maka besar A dan B adalah .....
    A. 20 N dan 40 ND. 40√3 N dan 20√3 N
    B. 40 N dan 20 NE. 20√3 N dan 20√3 N
    C. 20√3 N dan 40√3 N

    Pembahasan :
    Jika digambarkan akan terlihat seperti di gambar di bawah ini :

    besaran vektor
    Berdasarkan aturan sinus, maka berlaku :
       A =    B =    R
    sin 90sin 30sin 120
       A =     R
    sin 90sin 120
    A = 20√3
    1(-½)
    ⇒ A = 40√2 (½√2)

    Besar vektor B dapat dihitung dengan persamaan :
       A =     R
    sin 90sin 120
    A = 20√3
    1(-½)
    ⇒ A = 40√2 (½√2)
    ⇒ T2 = 500 N
    Jadi, T1 = T2 = 500 N.
    Jawaban : C
  2. Sebuah perahu menyeberangi sungai yang lebarnya 100 m dengan kelajuan 4 m/s tegak lurus terhadap arah arus sungai. Jika air sungai mengalir dengan kecepatan 3 m/s, maka jarak tempuh perahu tersebut sampai di seberang sungai adalah .....
    A. 100 mD. 115 m
    B. 105 mE. 125 m
    C. 110 m

     Pembahasan :
     Dik : Vair = Va = 3m/s, Vperahu = Vp = 4 m/s, x = 100 m.

    Karena perahu bergerak tegak lurus arah aliran sungai, maka sudut antara Va dan Vp adalah 90o. Dengan begitu kecepatan resultannya dapat dihitung dengan menggunakan dalil Phytagoras sebagai berikut :
    ⇒ Vr = √Va2 + Vp2

    ⇒ Vr = √32 + 42 

    ⇒ Vr = 5 m/s.

    Sudut yang dibentuk resultan dengan vektor kecepatan air adalah :
    ⇒ sin a = Vp
    Vr
    ⇒ sin a = 4
    5
    ⇒ a = 53o.

    Dengan demikian, jarak yang ditempuh oleh perahu (s) adalah :
    ⇒ sin 53o = x
    s
    4 = 100
    5 s
    ⇒ s = 125 m.
    Jawaban : E.
  3. Dua buah vektor gaya P dan R mengapit sudut 53o dan menghasilkan resultan sebesar 40√2 N. Jika P : R = 1 : 5, maka besar vektor P dan Q adalah .....
    A. 6 N dan 6 ND. 8 N dan 4 N
    B. 2 N dan 10 NE. 4 N dan 8 N
    C. 10 N dan 2 N

    Pembahasan :
    Dik : R = 15 N, P/R = 1/5, maka R = 5P

    Berdasarkan aturan cosinus :
    ⇒ R = √P2 + R2 + 2PR cos θ
    ⇒ R = √P2 + (5P)2 + 2P(5P) cos 53o
    ⇒ R = √P2 + 25P2 + 10P2 (⅗)
    ⇒ R = √32P2 
    ⇒ R = √(16 x 2)P2 
    ⇒ 40√2 = 4P√2
    ⇒ P = 10N
    Dengan demikian, besar vektor Q adalah :
    ⇒ Q = ⅕ P
    ⇒ Q = ⅕ (10)
    ⇒ Q = 2 N
    Jawaban : C
  4. Dua buah vektor saling membentuk sudut 67o. Jika resultan membentuk sudut 37o terhadap vektor kedua yang besarnya 15 N, maka besar vektor pertama adalah .....
    A. 18 ND. 24 N
    B. 20 NE. 30 N
    C. 22 N

    Pembahasan :
    Dik : F2 = 15 N.

    Berdasarkan aturan sinus :
    F2 = F1 = R
    sin 30o sin 37o sin 67o
    15 = F1
    sin 30o sin 37o
    15 = F1
    ½
    F1 =18 N
    Jawaban : A
  5. Tiga buah vektor A, B, dan C yang setitik tangkap masing-masing besarnya 15 N. Vektor B berada di antara A dan C. Jika sudut antara A dan B sama dengan sudut antara B dan C yaitu 60o, maka resultan ketiga vektor tersebut adalah ....
    A. 10 D. 40
    B. 20E. 50
    C. 30

    Pembahasan :
    Diketahui : A = B = C = 15 N. 
    Resultan vektor

    Dari gambar di atas jelas terlihat bahwa A + C = B. Dengan demikian resultannya adalah :
    ⇒ R = A + B + C
    ⇒ R = B + B  
    ⇒ R = 2B
    ⇒ R = 2(15)
    ⇒ R = 30 N.

    Jawaban di atas juga dapat dibuktikan dengan aturan cosinus. Sudut yang dibentuk oleh A dan C adalah 120o, sehingga :
    ⇒ A + C = √A2 + C2 + 2A.C cos θ
    ⇒ A + C = √A2 + A2 + 2A.A cos 120o
    ⇒ A + C = √2A2 + 2A2 (-½)
    ⇒ A + C = A
    Karena A = B = C = 15 N, maka :
    ⇒ R = A + B + C
    ⇒ R = A + C + B
    ⇒ R = A + B
    ⇒ R = 15 N + 15 N
    ⇒ R = 30 N.
    Jawaban : C

    2.PELUANG

    1) Permutasi
    Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Pada permutasi urutan diperhatikan sehingga
    Permutasi k unsur dari n unsur adalah semua urutan yang berbeda yang mungkin dari k unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda. Banyak permutasi k unsur dari n unsur ditulis atau .
    Permutasi siklis (melingkar) dari n unsur adalah (n-1) !
    Cara cepat mengerjakan soal permutasi
    dengan penulisan nPk, hitung 10P4
    kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur, yaitu 10.9.8.7
    jadi 10P4 = 10x9x8x7 berapa itu? hitung sendiri :)
    Contoh permutasi siklis :
    Suatu keluarga yang terdiri atas 6 orang duduk mengelilingi sebuah meja makan yang berbentuk lingkaran. Berapa banyak cara agar mereka dapat duduk mengelilingi meja makan dengan cara yang berbeda?
    Jawab :
    Banyaknya cara agar 6 orang dapat duduk mengelilingi meja makan dengan urutan yang berbeda sama dengan banyak permutasi siklis (melingkar) 6 unsur yaitu :
    2) Kombinasi
    Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya. Pada kombinasi AB = BA. Dari suatu himpunan dengan n unsur dapat disusun himpunan bagiannya dengan untuk Setiap himpunan bagian dengan k unsur dari himpunan dengan unsur n disebut kombinasi k unsur dari n yang dilambangkan dengan ,
    Contoh :
    Diketahui himpunan .
    Tentukan banyak himpunan bagian dari himpunan A yang memiliki 2 unsur!
    Jawab :

    Banyak himpunan bagian dari A yang memiliki 2 unsur adalah C (6, 2).

    Cara cepat mengerjakan soal kombinasi
    dengan penulisan nCk, hitung 10C4
    kita langsung tulis 4 angka dari 10 mundur lalu dibagi 4!, yaitu 10.9.8.7 dibagi 4.3.2.1
    jadi 10C4 = 10x9x8x7 / 4x3x2x1 berapa itu? hitung sendiri :)
    Ohya jika ditanya 10C6 maka sama dengan 10C4, ingat 10C6=10C4. contoh lainnya
    20C5=20C15
    3C2=3C1
    100C97=100C3
    melihat polanya? hehe semoga bermanfaat!
    Peluang Matematika
    1. Pengertian Ruang Sampel dan Kejadian
    Himpunan S dari semua kejadian atau peristiwa yang mungkin mucul dari suatu percobaan disebut ruang sampel. Kejadian khusus atau suatu unsur dari S disebut titik sampel atau sampel. Suatu kejadian A adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel S.
    Contoh:
    Diberikan percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus 1 kali, yang masing-masing memiliki sisi angka ( A ) dan gambar ( G ). Jika P adalah kejadian muncul dua angka, tentukan S, P (kejadian)!
    Jawab :
    S = { AAA, AAG, AGA, GAA, GAG, AGG, GGA, GGG}
    P = {AAG, AGA, GAA}
    2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian
    Pada suatu percobaan terdapat n hasil yang mungkin dan masing-masing berkesempatan sama untuk muncul. Jika dari hasil percobaan ini terdapat k hasil yang merupakan kejadian A, maka peluang kejadian A ditulis P ( A ) ditentukan dengan rumus :
    Contoh :
    Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang percobaan kejadian muncul bilangan genap!
    Jawab : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n ( S ) = 6
    Misalkan A adalah kejadian muncul bilangan genap, maka:
    A = {2, 4, 6} dan n ( A ) = 3
    3. Kisaran Nilai Peluang Matematika
    Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan
    Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti.
    4. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
    Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ).
    Contoh :
    Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1? Jawab :
    Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6.
    Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka:
    A = { 1 } dan n ( A ) sehingga :
    Frekuensi harapan munculnya mata dadu 1 adalah
    5. Peluang Komplemen Suatu Kejadian
    Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga :

    Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah (1 – P).
    Peluang Kejadian Majemuk
    1. Gabungan Dua Kejadian
    Untuk setiap kejadian A dan B berlaku :
    Catatan : dibaca “ Kejadian A atau B dan dibaca “Kejadian A dan B”
    Contoh :
    Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit dan B adalah kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang kejadian A atau B!
    Jawab :
    2. Kejadian-kejadian Saling Lepas
    Untuk setiap kejadian berlaku Jika . Sehingga Dalam kasus ini, A dan B disebut dua kejadian saling lepas.
    3. Kejadian Bersyarat
    Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A dengan syarat B telah terjadi. Jika adalah peluang terjadinya A dan B, maka Dalam kasus ini, dua kejadian tersebut tidak saling bebas.
    4. Teorema Bayes
    Teorema Bayes(1720 – 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A ) dalam teorema berikut ini :
    5. Kejadian saling bebas Stokhastik
    (i) Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:

    Sebaran Peluang
    1. Pengertian Peubah acak dan Sebaran Peluang.
    Peubah acak X adalah fungsi dari suatu sampel S ke bilangan real R. Jika X adalah peubah acak pada ruang sampel S denga X (S) merupakan himpunan berhingga, peubah acak X dinamakan peubah acak diskrit. Jika Y adalah peubah acak pada ruang sampel S dengan Y(S) merupakan interval, peubah acak Y disebut peubah acak kontinu. Jika X adalah fungsi dari sampel S ke himpunan bilangan real R, untuk setiap dan setiap maka:

    Misalkan X adalah peubah acak diskrit pada ruang sampel S, fungsi masa peluang disingkat sebaran peluang dari X adalah fungsi f dari R yang ditentukan dengan rumus berikut :

    2. Sebaran Binom
    Sebaran Binom atau Distribusi Binomial dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

    Dengan P sebagai parameter dan
    Rumus ini dinyatakan sebagai:
    untuk n = 0, 1, 2, …. ,n
    Dengan P sebagai parameter dan
    P = Peluang sukses
    n = Banyak percobaan
    x = Muncul sukses
    n-x = Muncul gagal
    6.                  Tiga keping mata uang logam yang sama dilempar
    bersama-sama sebanyak 40 kali. Frekuensi harapan agar
    munculnya 2 gambar di sebelah atas adalah ...
    A. 10
    B. 20
    C. 25
    D. 15
    JAWAB :
    P(dua gambar satu angka) = 1/4,  maka
    Fh = P(A) x banyak percobaan
          = 1/4 x 40
          = 10 (A)
    7.                  Dari 60 kali pelemparan sebuah dadu, maka frekuensi
    harapan munculnya mata dadu faktor dari 6 adalah …
    A. 10 kali
    B. 20 kali
    C. 30 kali
    D. 40 kali
    JAWAB :
    P(faktor dari 6) =   =  maka
    Fh = P(A) x banyak percobaan
          = 2/3 x 60
          = 40 (D)
    8.                  Dari 900 kali percobaan lempar undi dua buah dadu
    bersama-sama, frekuensi harapan muncul mata dadu
    berjumlah 5 adalah …
    A. 300
    B. 225
    C. 180
    D. 100
    JAWAB :
    P(mata dadu berjumlah 5) = 4/36 = 1/9 maka
    Fh = P(A) x banyak percobaan
          = 1/9 x 900
          = 100 (D)
    9.                  Jika sebuah dadu dilempar 36 kali, maka frekuensi
    harapan muncul mata dadu bilangan prima adalah …
    A. 6 kali
    B. 12 kali
    C. 18 kali
    D. 24 kali
    JAWAB :
    P(bilangan prima) = ½ maka
    Fh = P(A) x banyak percobaan
          = ½  x 36
          = 18 (C)
      10    sebuah dadu  di lempar sebanyak 50 kali . frekuensi harapan munculnya mata dadu genap adalah
    a. 22    b. 24    c. 25    d. 26
    penyelesaian
    S = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 }  n ( S ) = 6
    A = { 2 , 4 , 6 }  n (A ) = 3
    P ( A ) =
    Fn = P( A ) x n
         =
     x 50 = 25
    Jadi frekuensi harapan munculnya mata dadu genap adalah 25

Comments

  1. i appreciate your work fandi. nice, even you have copy several from others.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Menampilkan Gambar/Video Google Meet HP OPPO A37

Menghubungkan 3 Router di Cisco Packet Tracer

Perkembangan senjata api